15 November 2010

“Kami Siap Menjadi Ahli Waris Bangsa.....”

SEKILAS PIK-KRR IRESKA BUMIAYU (TERBAIK III KATEGORI TEGAK TK. PROPINSI)
Oleh : M. Amrulloh, ST. (PLKB Kecamatan Bumiayu)
           Kalimat di atas merupakan sebuah pernyataan klise tapi tak terbantahkan. Namun untuk sekedar menjadi bahan kontemplasi kita bagaimana kondisi riil remaja di Indonesia,
mari kita lihat data berikut.
1. Menurut survey Komnas PA di 33 provinsi pada Januari – Juni 2008:
  • 97% remaja SMP dan SMA pernah nonton film porno
  • 93,7% remaja SMP dan SMA pernah:
  • Ciuman
  • Genital stimulation
  • Oral sex
  • 62,7% remaja SMP tidak perawan
  • 21,2% remaja mengaku pernah aborsi
2. Data Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2004:
Jumlah pengguna NAPZA di Indonesia sekitar 1,5% dari jumlah penduduk (kurang lebih 3.200.000 orang), dan 78% diantaranya adalah remaja dan pemuda.
3. Data Depkes (sekarang Kemenkes) pada September 2008 :
Sebanyak 15.136 orang di Indonesia hidup dengan AIDS, dan 54,3% diantaranya adalah remaja.
Bagaimana pendapat Anda?
Di sini kita tidak akan memperdebatkan validitas data-data di atas, seberapa besar pun margin error data tersebut, tetap saja kita patut untuk (sangat) prihatin. Sebab tanpa membaca data di atas pun, bukankah setiap hari kita juga disuguhi berbagai pemberitaan yang kurang nyaman terkait kehidupan remaja kita?. Tawuran, premanisme, kriminalisme, seks bebas, dan berbagai bentuk penyimpangan yang lain seakan ”hidup berdampingan” secara akur dengan remaja-remaja kita. Lalu pertanyaan kita selanjutnya adalah: “Bagaimana masa depan bangsa ini jika generasi penerusnya berkepribadian lemah?”.
Kita semua telah paham bahwa sejatinya seorang remaja memiliki tugas perkembangan yang teramat berat, baik tugas individu maupun tugas sosial. Tugas individu jelas, bahwa seorang remaja harus menghadapi perubahan fisik, mental, emosional, dan spiritual pada dirinya. Tugas sosial, menurut World Bank, seorang remaja memiliki 5 transisi kehidupan yang dikenal sebagai Five Life Transitions of Young Generation, yaitu:
  1. Melanjutkan sekolah (continue learning)
  2. Mencari pekerjaan (start working)
  3. Memulai berkeluarga (form families)
  4. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship)
  5. Mempraktekan hidup sehat (practise healthy life).
Sehingga, mengingat tugas-tugas di atas, menjadi sebuah pemakluman kita ketika seorang remaja memiliki sifat dan emosi yang teramat labil. Inilah yang kemudian akan menjadi potensi tindak penyimpangan remaja jika tidak ada elemen pengendali (controller) dan penunjuk arah (director).

PIK IRESKA
Berbagai problematika yang menerpa kehidupan remaja dan dampaknya yang akan sangat massive di masa depan disadari betul oleh Hj. Shofiatunnisa, pengasuh Yayasan Sofwatussu’ada Bumiayu. Sehingga beliau menyambut sangat baik ketika diajak bekerjasama oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kecamatan Bumiayu untuk mendirikan PIK-KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) sebab, menurut beliau, hal itu sangat sejalan dengan salah satu program Yayasan yaitu menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas, berbudi luhur luhur, berkepribadian, berdisiplin, sehat jasmani dan rohani serta bertaqwa kepada Allah SWT.
Maka pada tanggal 1 Nopember 2008 didirikan PIK IRESKA yang ber-home base di salah satu unit pendidikan Yayasan Sofwatussu’ada yaitu SMK Al-Huda Bumiayu dengan harapan bisa ikut andil menjadi salah satu elemen controller dan director bagi remaja-remaja di Bumiayu, khususnya remaja SMK Al-Huda Bumiayu. IRESKA adalah akronim dari Ikatan Remaja SMK Al-Huda.
PIK IRESKA mempunyai visi: “Meningkatkan Kualitas Mental dan Spiritual Remaja”. Untuk mewujudkan final achievment tersebut PIK IRESKA mengemban misi: 1. Menggalang remaja untuk menjadi pendidik sebaya (PS) dan konselor sebaya (KS), 2. Memberikan pengetahuan KRR sesuai dengan kaidah dan sosial keagamaan, 3. Terwujudnya SDM KRR yang andal dan berperilaku positif di lingkungan masyarakat, baik dalam komitmen maupun dalam penyebarluasan program, dan 4. Melakukan pendampingan kepada teman sebaya.
Menurut Rini Puspita Sari, A.Md., pengajar di SMK AL-Huda yang diberi mandat membimbing PIK IRESKA, bahwa PIK ini harus bisa memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang kesehatan reproduksi serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya agar remaja SMK Al-Huda pada khususnya dan remaja lain pada umumnya mempunyai tempat yang nyaman untuk mencari informasi secara benar tentang permasalahan ke-remaja-annya, atau paling tidak sekedar berbagi cerita. Menurut SKRRI 2003 bahwa 71% remaja lebih memilih teman sebayanya sebagai sumber informasi KRR dibandingkan orang tua atau gurunya sendiri. Sehingga tentu saja, masih menurut beliau, PIK IRESKA adalah solusi tepat untuk merespon momentum diatas karena bersifat dari, oleh dan untuk remaja.

KEGIATAN DAN TRANSFORMASI STRATA
Dalam jangka kurang dari dua tahun sejak didirikan, PIK IRESKA mengembangkan dirinya dalam dinamika yang semakin komprehensif. Dalam isi materi/pesan, tidak hanya diberikan mengenai Triad KRR dan hak-hak reproduksi, namun telah juga melaksanakan kegiatan life skills dan ketrampilan advokasi. Aktifitas konseling pun tidak hanya ditujukan untuk internal organisasi tersebut, namun telah juga dipublikasikan untuk kalangan remaja secara umum, antara lain dengan cara konseling door to door ke SLTP-SLTP sekitar, melalui siaran radio setempat, melalui akun facebook, alamat email, dan blog. Harapannya adalah agar gaung PIK-KRR tidak hanya terdengar di kalangan siswa SMK Al-Huda sendiri, namun juga bisa menembus telinga remaja secara luas.
Untuk meredam keganasan TRIAD KRR (seksualitas, HIV AIDS, dan NAPZA), PIK IRESKA secara rutin melakukan kegiatan penyuluhan baik oleh pendidik dan konselor sebaya, maupun dengan mengundang pihak-pihak yang berkompeten di bidangnya. Kegiatan-kegiatan yang bersifat fun namun positif juga merupakan agenda rutin organisasi ini. Berikut antara lain kegiatan-kegiatan rutin maupun temporer PIK IRESKA:
1. Penyuluhan NAPZA oleh unsur POLSEK Bumiayu,
2. Penyuluhan KRR dan HIV AIDS oleh dokter Puskesmas Bumiayu,
3. Penyuluhan KRR oleh PS dan KS ke SLTP-SLTP sekitar Kecamatan Bumiayu,
4. Pendalaman spiritual melalui pengajian,
5. Outbond + yaitu kegiatan fun-interactive dengan alam terbuka ditambah pelatihan pemanfaatan dan pemberdayaan lingkungan sekitar.
6. Ketrampilan menjahit, komputer dan pengelolaan koperasi sebagai life skills,
7. Kegiatan kesenian nasyid dan tari saman,
8. Interaksi udara via Radio Citra Amelia Paguyangan oleh Konselor Sebaya,
9. Interaksi on-line via facebook, email, dan blog.
10. Kegiatan sosial donor darah,
11. dan lain-lain.
Memandang dari berbagai aktifitas yang telah dilaksanakan di atas, maka PIK IRESKA bertransformasi dari semula tahap TUMBUH menjadi tahap TEGAK. Tentu saja organisasi ini akan terus mengembangkan dirinya dalam kegiatan yang lebih luas, dinamis, dan komprehensif hingga mencapai tahap TEGAR.

PRESTASI DAN CITA-CITA LUHUR
Usianya masih sangat belia, baru 2 tahun. Namun berkat semangat dan niat tulus dari semua lini, PIK IRESKA Bumiayu sepanjang 2010 telah mengukir beberapa prestasi yang tidak bisa dianggap remeh.
Dalam rangka Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) XVII Tahun 2010, PIK IRESKA dipilih untuk mewakili Kecamatan Bumiayu maju dalam lomba PIK-KRR / PIK REMAJA Kategori TEGAK Tingkat Kabupaten Brebes dan berhasil meraih predikat Terbaik I sehingga berhak mewakili Kabuaten Brebes berkompetisi dalam panggung Tingkat Propinsi.
Hasilnya pun sangat membanggakan, mengingat usianya yang begitu muda, yaitu sebagai PIK-KRR / PIK REMAJA Kategori TEGAK Terbaik III dibawah PIK GIBITA Banyumas sebagai Terbaik I dan PIK PERMADANI Sragen sebagai terbaik II.
Tentu saja PIK IRESKA tidak berpuas diri atas apa yang telah diperolehnya, bahkan justru prestasi-prestasi ini menjadi lecutan semangat untuk semakin progresif dalam berkarya dan intens dalam memegang idealisme organisasi. Namun sesungguhnya bukanlah penghargaan atau piala yang menjadi ambisi PIK IRESKA, tanpa itu semua pun PIK IRESKA akan terus maju dengan niat ibadah, akan terus berkarya demi cita-cita luhur menciptakan TEGAR REMAJA, yaitu remaja yang:
  • menunda usia pernikahan;
  • berperilaku sehat;
  • terhindar dari risiko seksualitas, HIV dan AIDS, Napza;
  • bercita-cita mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera;
  • menjadi contoh, model, idola, dan sumber informasi bagi teman sebayanya.
Amin. Terus berkarya adik-adik.....!!! Teriakkan “KAMI SIAP MENJADI AHLI WARIS BANGSA.....!”

0 komentar:

Posting Komentar

Kami mengajak pembaca untuk berkomentar di artikel ini. Berkomentarlah secara bijak.

Klik Like! : Apakah anda tertarik dengan blog ini?