15 Agustus 2010

Peran Suami Dalam Pelaksanaan MOW

Oleh: Pradhany Aries Purdianto, S.Pd.
Gerakan KB Nasional adalah gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia.
Tujuan gerakan KB Nasional adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia.
Sterilisasi atau Metode Operasi Wanita merupakan salah satu program pilihan keluarga berencana. metode KB ini sangat efektif  dengan tingkat keefektifannya mencapai 99%. Karena sangat kecil kemungkinan si wanita yang melakukannya akan hamil, walaupun dalam berbagai kasus terjadi kehamilan atau kegagalan.
Tubektomi atau Metode Operasi Wanita adalah pengikatan atau pemotongan tuba fallopi kiri dan kanan pada wanita pada wanita untuk mencegah transport ovum dari ovarium melalui tuba kearah uterus. Caranya dibuat dua irisan kecil saja dibagian bawah perut perempuan, lalu saluran telurnya diikat atau dipotong tujuannya supaya sel telur tidak menuju ke rahim. 
Siapa bilang keputuasan pelaksanaan MOW hanya urusan istri semata? Dalam melakukan pemilihan jenis kontrasepsi  terutama steril/ MOW tentunya seorang istri harus berkonsultasi dengan suami. Karena suami adalah orang yang paling dekat dan lebih memahami apa yang dibutuhkan istrinya, ketimbang orang lain ataupun dokter. Apabila ada dukungan suami calon akseptor Metoda Operasi Wanita (MOW) akan lebih mantap menjalaninya.
Beberapa peran yang harus dilaksanakan seorang suami baik sebelum maupun sesudah sang istri melakukan Metoda Operasi Wanita :
Sebelum tindakan medis 
a. Mendampingi istri untuk memeriksakan kondisi kesehatannya. 
Tujuannya untuk memastikan bahwa istri siap/ tidak secara medis melaksanakan MOW agar tidak terjadi kegagalan dalam pelaksanaan MOW 
b. Mengingatkan sang istri untuk berpuasa sebelum melaksanakan tindakan medis. 
Berpuasa biasanya disarankan untuk seseorang yang hendak melakukan tindakan medis yang menggunakan anastesi atau bius total akan tetapi jika menggunakan anastesi atau bius lokal tidak perlu berpuasa. 
c. Menandatangani surat persetujuan untuk melaksanakan tindakan medis 
Setiap tindakan medis harus mendapat persetujuan suami karena suami bertanggung jawab apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan setelah dilakukan tindakan medis. 
d. Mendampingi istri ke klinik operasi  dan waktu pelaksanaan operasi/tindakan  medis. 
Calon akseptor akan mangalami kegelisahan psikologis terutama jika melihat calon akseptor lain yang sudah melaksanakan tindakan medis yang menimbulkan naiknya tekanan darah sehingga gagal melaksanakan tindakan medis. Apabila didampingi suami maka istri akan merasa tenang dan mantap menjalaninya sehingga kondisi psikologis cenderung stabil.
Sesudah tindakan medis 
a. Mengingatkan istrinya untuk banyak istirahat 
Setiap orang tindakan operasi medis tentu membutuhkan lebih banyak waktu istirahat untuk menstabilkan kembali  kondisi tubuhnya seperti semula. 
b. Mengingatkan sang istri untuk selalu minum obat sesuai dengan anjuran dokter serta memperhatikan perawatan luka 
Pengkonsumsian obat secara teratur perawatan luka secara benar akan dapat memulihkan luka operasi dan memulikan kembali kondisi tubuh seperti semula. 
c. Memperhatikan kondisi kesehatan istri 
Suami diharuskan memantau kondisi istri jika ada keluhan, muntah yang hebat, nyeri perut, sesak napas, pendarahan, demam, segera kembali ke tempat pelayanan medis terdekat. 
d. Tidak diperbolekan  mengajak sang istri berhubungan badan selama 1 minggu 
Berhubungan badan selama masa pemulihan pasca operasi tidak diperbolehkan karena akan mengakibatkan luka akibat operasi membuka kembali serta memperlama proses penyembuhan. 
Apabila suami mengetahui perannya baik sebelum maupun sesudah operasi maka pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik sehingga keluarga bahagia sejahtera dapat tercapai. Ingatlah, jangan berpikir bahwa apa yang Anda lakukan terhadap istri sebagai pengorbanan. Ingatlah, pengorbanan istri jauh lebih besar dari pengorbanan anda dalam mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahtera.

0 komentar:

Posting Komentar

Kami mengajak pembaca untuk berkomentar di artikel ini. Berkomentarlah secara bijak.

Klik Like! : Apakah anda tertarik dengan blog ini?