15 September 2010

TAHU ENGGA? Di Mata PLKB Brebes, MOW Itu...


Oleh: Ns. Afiyah Hidayati, S. Kep. (Penyuluh KB Kec Larangan)
MOW (Medis Operasi Wanita) atau yang lebih akrab di telinga masyarakat adalah "steril wanita" untuk saat ini bukan merupakan istilah yang asing lagi bagi masyarakat akan tetapi menjadi mengerikan ketika sudah menyebutnya sebagai OPERASI.
Bagi PLKB, wow!!! Steril adalah incaran ketika ada yang mengatakan, "Saya tertarik untuk steril", PLKB sontak bergumam, "Akan saya uber dan akan saya rayu: Ya, betul ikut steril saja, Bu. Bla bla bla… nanti hubungi saya saja kalau ibu sudah mantap ya…" Bagaimana menurut PLKB yang baru bergabung? Anda mungkin berpikir, "Wah anugerah ini namanya!"

Selayang Pandang MOW
Dalam istilah medis MOW disebut "tubektomi" berasal dari kata tuba = saluran telur wanita dan ektomi = membuang/mengangkat. MOW adalah operasi kecil penutupan pada kedua saluran telur kanan dan kiri, yang menyebabkan sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma sehingga wanita tersebut tidak bisa hamil. (Kalo diiket aja tanpa dipotong boleh nda tuh?)
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan ternyata efektifitas MOW mencapai 99% sebagai kontrasepsi mantap pada wanita. Dilihat dari angka tersebut diatas boleh dikatakan MOW merupakan metode yang dijamin berhasil untuk bisa menekan kepadatan penduduk khususnya di Indonesia. (MANTAP…)

Habis MOW Meninggal…
UPS!!! sebegitu dahsyatnya MOW ya… tapi ironis sekali jika ada beberapa kasus MOW yang malah menyebabkan munculnya komplikasi sampe kejadian mortalitas pada si akseptor lho! (Wah jangan sampe dEh kejadian pada akseptor saya… Kalau sampe kejadian bagaimana nasib saya? Dimusuhi keluarga akseptor, stress, keluar dari PLKB, tamat riwayat donk!)

Sedikit Gambaran Kejadian Yang Tidak Diinginkan Pasca MOW
Kejadian infeksi pada luka sayatan beberapa hari pasca MOW atau akseptor alergi pada obat bius sehingga pada saat operasi si akseptor tiba-tiba sesak nafas terus… Atau ternyata si akseptor mempunyai riwayat hipertensi sehingga terjadi perdarahan yang…
Terus? PLKB depresi akibat… haduh jangan sampe deh.

Pelayanan MOW dan PLKB Brebes
Pelayanan MOW untuk wilayah Brebes diblok setiap hari Rabu dengan distribusi penjadwalan tanggal yang merata untuk 17 kecamatan tiap bulannya. Tiap hari Rabu selalu ada pelayanan MOW bahkan hampir tidak pernah abstain, meski ada ketentuan jumlah peserta minimal 5 maksimal 20. (Apa ya? Yang membuat ketetapan siapa ya…? RS apa BKBPP? Gimana kalo kurang? gimana kalo lebih?)
Ternyata tiap hari Rabu antusiasme para calon akseptor juga cukup besar, bisa dilihat dari ramenya sekitar ruang operasi RSUD Brebes tiap hari Rabu siang. (Rame apa ya? Banyak orang sapa aja tuh? Calon akseptor semua? Apa keluarga yang mengantar? Jangan-jangan kader ato malah rame PLKBnya hehe.?)
Bagaimana antusiasme dari PLKB? Wah jangan ditanya… dijamin berlipat ganda, sampe-sampe pernah satu calon akseptor dari satu kecamatan dianter 4 PLKB hehehe… (Apa motifnya? Solidaritas? Mumpung lagi ga ada job? Belajar nganter MOW? hehe…)
Ehm, kalo bisa mah sangu dari "KANTOR" antara kecamatan Brebes dengan kecamatan lain yang lebih jauh misalnya Salem atau Sirampog dibedain donk, kan ada acara naik turun gunung tuh… (Ga papalah yang penting PLKB Brebes SEMANGAT.)
Betul betul betul…

Sekelumit Masukan
Secara keseluruhan, menurut penulis, pelayanan MOW oleh BKBPP Brebes yang bekerjasama dengan RSUD Brebes sampai saat ini sudah bisa dinilai cukup baik. (Wah apa ini berarti belum baik benar? Gimana tidak cukup baik, lha wong kabupaten Pemalang bahkan sampe Pekalongan saja juga dilayani di RSUD Brebes. Dimana kurang baik benarnya coba?)
Baik tapi belum sempurna mungkin sebutan yang terdengar lebih bijaksana. Berikut masukan yang mudah-mudahan bisa menyempurnakan pelayanan MOW di wilayah kerja BKBPP kabupaten Brebes:
  • Jumlah calon askeptor dari tiap kecamatan pada hari H paling tidak sudah ada gambaran jadi tidak ada kata kurang bahkan lebih. Kalau pun kurang atau lebih, lebih baik sih diberitakan minimal 3 hari sebelumnya. (Malah jangan sampe kejadian pas hari H dicancel atuh…) Jadi, PLKB bisa menyiapkan si calon akseptor. (Susah euy… nyari sekaligus mempertahankan akseptor.)
  • Kalau bisa sih… dikasih fasilitas kendaraan biar nda susah-susah nyari carteran begitu…
  • Minimal satu hari sebelum hari H, kondisi calon akseptor sudah diperiksa secara keseluruhan kalo medis mengatakan pemeriksaan head to toe (pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung kaki) sehingga kejadian yang tidak diinginkan seperti cerita diatas tidak terjadi.
  • Kalo boleh sih di rumah sakit dikasih ruang tunggu apa kursi tersendiri buat calon akseptor dengan keluarganya jadi kesannya tidak seperti orang ngantri sembako (duduk selonjor, malah PLKB juga pada nglemprak, kesian yang dari Sirampog turun gunung mana berangkatnya subuh-subuh pula)
  • Kalo boleh sih pelayanan MOW diagendakan sendiri oleh rumah sakit. Maksudnya, MOW jangan dikerjakan setelah pasien umum selesai operasi semua baru dapet giliran. (Kesian yang dari jauh-jauh mana puasa pula apalagi yang disambi menyusui, wah laper berat tuh, kalo nunggu lama kan cemasnya terasa berkepanjangan. Mana calon akseptor pikirannya pada parno kalo ngliet pasien pasca operasi seringnya calon akseptor kabur duluan karena takut, kesian PLKB nyang bawa-nya.)
  • Benang yang buat ngejahit post op kalo bisa sih yang langsung menjadi daging biar akseptor tidak susah hecting up (angkat jahit) lagi, terus kesannya nanti nyaman diliet tuh.
  • Perban yang buat nutup luka MOW juga kalo bisa pake yang tahan air (bisa tahan satu minggu tuh) biar akseptor nda susah-susah nutup pake mangkok pas mandi. Jadi, kan lebih steril dan mengurangi kejadian infeksi. (Wah bagus juga tuh, dan tetangga yang ngliet pingin ikut jadi lebih tertarik soalnya nglietnya rapi trus saat perbannya dibuka kan lukanya sudah kering tuh.)
  • Obat yang dikasih dari "KANTOR" kalo bisa ditambahi lagi variansnya. Misal, ditambahi parasetamol antisipasi jika akseptor suhunya naik, vitamin biar stamina lebih cepat pulih, atau penambah darah bagi akseptor yang lemah kondisinya.
Demikian sedikit masukan yang mudah-mudahan bisa menyempurnakan pelayanan MOW di Kabupaten Brebes Berhias tercinta dan mohon maaf jika ada kesalahan, kalaupun ada saran lagi atau sanggahan silahkan layangkan ke tim redaksi. Matur suwun.



6 komentar:

oni brebes mengatakan...

saya salut sama tugas plkb yang gigih dalam mendapatkan akseptor kb. teruskan dan tingkatkan untuk mencapai keluarga yang bahagia dan sejahtera

oni brebes mengatakan...

saya salut sama tugas plkb yang gigih dalam mendapatkan akseptor kb. teruskan dan tingkatkan untuk mencapai keluarga yang bahagia dan sejahtera

cecilia mengatakan...

Sy jg baru ikut tuh prorgam tgl 30 Sempetmber 2013 tp begitu nyampe rumah jadi sesak napas sampe sekarang sy harus gimana nich tolong saran nya

cecilia mengatakan...

tolong saran nya ke no hp sy 085222087998 terimakasih

Redaksi Genta Genre mengatakan...

Ibu Cecilia, terima kasih atas pertanyaannya. Namun, kami selaku penulis dari ikatan penulis dan penyuluh keluarga berencana merasa belum berkompeten untuk memberikan saran kepada ibu. Hal yang ibu alami erat kaitannya dengan maasalah medis, dan kami tidak bisa menduga-duga apa yang menyebabkan demikian. Kami kira dokter di puskesmas, maupun dokter spesialis kandungan yang dapat memberikan saran secara tepat. Silahkan berkonsultasi dengan tenaga medis tersebut. Terima kasih. (Redaksi)

Unknown mengatakan...

saya akan mencoba memberikan argumentasi, sebelumnya saya minta maaf bu cecil apabila kurang memuaskan. kalo dilihat dari segi fisiologis memang tidak ada hubungannya antara mow dg kejadian sesak nafas. dimana mow yg dilakukan tindakan adl organ reproduksi sedangkan sesak nafas adl organ pernafasan dan pada saat prosedur pengerjaannya pun tdk melibatkan organ2 pernafasan. Ada beberapa kemungkinan apabila setelah pelaksanaan prosedur terus tjd sesak nafas. sesak nafas yg timbul akibat alergi : obat bius, obat2an lain yg digunakan dan kejadian ini biasanya mereda atau menghilang setelah pengaruh obat habis atau tdk mengkonsumsi obat2 tsb lagi. sesak nafas yg timbul akibat penyakit asma, karena ada beberapa kejadian penderita asma, alergi dg analgetik atau obat anti nyeri dan asma ini tentunya penyakit yg kambuhan. Boleh ditarik kesimpulan kalo mow ini tdk menyebabkan sesak nafas, tapi ada beberapa faktor yang memicu timbulnya sesak nafas seiring pelaksanaan mow. sesak nafas nya karena apa, ini memang diperlukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter. Ibu cecil..... bagaimana kondisimu sekarang? mudah2an selalu dberikan kesehatan Amin. salam KB

Posting Komentar

Kami mengajak pembaca untuk berkomentar di artikel ini. Berkomentarlah secara bijak.

Klik Like! : Apakah anda tertarik dengan blog ini?